
Sudah beberapa minggu ini di sebelah rumah Yuanita sedang dilakukan renovasi, rupanya sekitar dua minggu lalu rumah tersebut telah mulai ditempati oleh keluarga seorang pengusaha bernama pak Anggodo. Rumah tersebut dihuni oleh beberapa orang yang terdiri dari pak Anggodo, nyonya Lisa istrinya, Sitha anaknya, mas Tarjo sopir, mbok inah, dan mang Soleh pembantu merangkap tukang kebun. Namun karena sedang ada renovasi di rumah tersebut, otomatis saat siang hari bertambah penghuni di rumah tersebut, yeah segerombolan kuli bangunan yang bertugas merenovasi rumah tersebut. Hampir semua kuli dan pembantu di rumah baru tersebut tidak ada yang menyadari kalau ternyata di sebelah rumah tersebut adalah tempat tinggal seorang artis cantik ibu kota Yuanita Christiani yang memiliki body aduhai dengan ukuran dada yang ideal dengan postur tubuh yang sexy ditambah kulit putih mulus khas keturunan etnis tionghoa. Yang pertama kali menyadari hal tersebut adalah Soleh si tukang kebun, Soleh bukanlah orang yang taat beribadah seperti yang tercermin pada namanya. Meskipun Soleh sudah tidak muda lagi, bahkan bisa dibilang uzur, tapi masih memiliki nafsu birahi yang menggebu-gebu. Tidak heran di usianya yang menginjak 53 tahun Soleh masih sanggup melakukan hubungan seks dengan luar biasa, terbukti dari kebiasaannya yang sering kali mengunjungi lokalisasi untuk melampiaskan nafsu seksnya, dan hampir semua para pelacur yang disewanya dibuat kepayahan melayani nafsu seks Soleh yang menggila.
Suatu pagi ketika Soleh sedang membersihkan beranda atas rumah, tanpa sengaja dia melihat pemandangan yang membuat celananya terasa sempit seolah ingin berontak keluar. Sungguh beruntung pagi itu di depan mata Soleh terpampang jelas Yuanita sedang melakukan senam pagi di beranda atas rumahnya, lantai 3 tepatnya. Yuanita terlihat sngat sexy dengan pakaian senamnya, benar-benar menunjukan lekuk tubuhnya terutama dada dan bongkahan pantatnya yang akan membuat mata semua lelaki normal terbelalak melihatnya. Pakaian senam tipis dengan atasan berwarna putih membuat dada yuanita yang membusung tercetak jelas, apa lagi ditambah cucuran keringatnya membuat pakaian senamnya menjadi terlihat transparan meskipun dadanya masih terbungkus bra brwrna hitam. Dengan tenangnya Yuanita menggerakan tubuh indahnya mengikuti beat musik yang mengiringi senam paginya, tanpa mengetahui sepasang mata melotot penuh nafsu memandangi bagian tubuhnya terutama wilayah dadanya ketika Yuanita meletakan kedua tangannya di pinggang lalu menggerakan pinggulnya kedepan dan kebelakang.
Soleh sangat mupeng melihat gerakan Yuanita yang menonjolkan dadanya itu, tanpa dikomando penisnya berdiri tegak, membuat celana yang ia pakai menggembung dan salah kiblat akibat masih terkekang celana dalamnya. Soleh menatap lekuk tubuh Yuanita dalam-dalam, hampir saja tumpah liurnya melihat Yuanita yang semakin terlihat menggairahkan dengan cucuran keringat yang makin membasahi pakaian senamnya. Apalagi saat itu Yuanita berganti gerakan dengan tidur terlentang dan arah kaki dibuka selebar bahu mempertontonkan gundukan vaginanya yang tercetak jelas pada celana senamnya yang ketat, lalu Yuanita mengangkat kakinya dengan posisi ditekuk ke arah perut setelah itu menahannya selama beberapa detik dengan posisi kaki melayang, yang kali ini membuat batang penis Soleh makin membesar. Tanpa sadar Soleh mulai memasukan tangannya ke celananya dan mengelus penisnya sendiri. Lagi-lagi Yuanita berganti gerakan dengan menunduk membelakangi soleh menampilkan bongkahan pantatnya yang padat berisi, membuat semua pria yang melihatnya ingin meremas dengan gemas. Semakin tak tahan membuat Soleh melorotkan celana beserta celana dalamnya dan mulai mengocok penis besar dan berotot miliknya yang teukir urat-urat yang terlihat perkasa.
Tak sampai satu menit Yuanita sudah berganti gerakan, dan lebih gilanya Yuanita bangkit dari posisi terlentang menggunakan gerakan kayang. Sehingga tonjolan dadanya makin terekspose, bahkan sekarang bukit kemaluannya juga ikut tercetak jelas meskipun masih terbalut celana senam hitamnya yang sangat ketat dan tipis. Kejadian ini sontak memicu Soleh mempercepat kocokannya, membuatnya merem melek menikmati kocokannya, membayangkan bisa menggesekan batang penisnnya ke belahan vagina Yuanita. Soleh berimajinasi betapa nikmatnya apabila bisa memasukan batang penisnya ke liang vagina Yuanita, lalu memaju mundurkannya sementara mulutnya mengenyoti puting susu Yuanita dan tangan kanannya meremasi payudara kanan yuanita diiringi desahan nikmat dari sang empunya tubuh. Mendekati klimaks Soleh terkejut karena tiba-tiba Yuanita beranjak pergi meninggalkan beranda kamarnya, Soleh pun lesu karena gagal menyelesaikan klimaksnya dengan nikmat.
BAGIAN 2
Akibat birahinya gagal terlampiaskan membuat Soleh banyak dimarahi oleh pak Anggodo majikannya karena kerjaannya yang amburadul hari ini. Pukul 13:00 siang rumah sangat sepi karena pak Anggodo dan keluarganya sudah pergi keluar rumah menjalankan aktivitasnya masing-masing. Soleh sudah ikut pak Anggodo cukup lama bahkan semenjak majikannya tersebut belum menikah dengan nyonya Lisa. Soleh pun ikut membantu menjaga Sitha anak majikannya ketika masih balita, namun Sitha kini sudah berumur 14 tahun dan mulai menginjak masa remaja. Meskipun Sitha masih duduk di kelas 3 SMP namun tubuhnya terlihat padat berisi terutama bagian dadanya, ditambah lagi parasnya yang imut dan innocence mewarisi kecantikan sang ibu yang memang punya keturunan darah jepang dari kakeknya. Hal ini kadang membuat Soleh sering mencuri pandang kearah dada Sitha saat sedang menyiapkan sarapan di meja makan pagi tadi . Meskipun saat itu Sitha tidak memakai seragam yang ketat tapi dadanya terlihat menyembul, seolah memanggil meminta diremas. Untuk anak seumurannya Sitha bisa dibilang memiliki tubuh yang ideal.
Siang itu Soleh melamun membayangkan kejadian tadi pagi, saat Yuanita mempertontonkan keindahan tubuhnya. Berharap bisa melihatnya lagi, bahkan kalau bisa menjamahnya. Baru 5 menit Soleh melamunkan Yuanita, ia dikagetkan dengan suara Sitha yang kesal baru pulang sekolah
“Mang, dipanggil-panggil kok gak nyahut sih” ucap Sitha kesal
“Maaf non, tadi mang Soleh ketiduran” kilah soleh
Saat itu Sitha baru saja pulang sekolah, dan masih mengenakann seragam, namun masih terlihat sexy. Melihat hal itu membuat pikiran mesum Soleh timbul, apalagi tadi pagi Soleh gagal menuntaskan birahinya saat beronani sambil menyaksikan lekuk tubuh indah nan sexy milik Yuanita yang sedang bersenam ria.
“Mang, haus nih. buatin minum dong” pinta Sitha
“Iya non” jawab Soleh singkat
Segera Soleh pergi ke dapur dan mebuat sirup kesukaan sang nona. Saat kembali Soleh menelan ludah melihat posisi duduk Sitha yang memperlihatkan pahanya yang mulus. Membuat tanganya jadi gemetaran saat mendekat mengantarkan sirup nonanya tersebut, dan malah menumpahkan air sirup tersebut. Air sirup tersebut tumpah tepat di depan Sitha dan membasahi seragamnya, sehingga membuat dada ranum Sitha yang mulai tumbuh tercetak jelas meski masih terbungkus bra. Seragam yang basah tersebut menjadi tembus pandang, memperlihatkan bra Sitha yang berwarana pink. Sungguh pemandangan yang menggairahkan. Mengakibatkan Soleh yang melihat itu tak mampu menahan nafsunya, apalagi setelah tadi gagal menuntaskan onaninya ketika mengitip Yuanita.
“Mang Soleh gimana sih..!!, jadi basah nih seagam Sitha” sahut sitha kesal.
“Maaf non, mang Soleh gak sengaja” jawab Soleh gemetar karena berusaha menahan nafsu.
Saat Sitha beranjak dari duduknya dan melangkah ke kamarnya untuk mengganti baju, tanpa disangaka Soleh mendekap Sitha dari belakang, tangan Soleh yang digunakan mendekap Sitha tersebut tepat pada dadanya. Membuat Sitha terkejut dan berteriak.
“Mang, apa-apaan ini, lepasin !!!” bentak Sitha
Soleh bukannya melepas dekapannya, akan tetapi malah semakin gencar meremasi dada Sitha, lalu dengan nafas menderu Soleh berbisik di telinga Sitha.
“Non Sitha, sebaiknya nurut. Kalau sampai para kuli di luar dengar teriakan nona. Bukan cuma diperkosa sama mamang, tapi non juga akan diperkosa rame-rame sama kuli-kuli di luar” ancam Soleh
Tanpa menunggu persetujuan Sitha, Soleh mulai mempreteli kancing seragam nona majikannya tersebut. Sitha hanya bisa berontak dan memohon dengan memelas, perlawanan Sitha semakin tak berarti setiap Soleh mengancamnya. Seolah tangan Sitha melemas secara tiba-tiba, tidak butuh waktu lama seragam Sitha sudah terjatuh di lantai, kini dada Sitha yang ranum hanya tertutup oleh bra dan segera ditutupinya dengan mendekapkan tangannya. Tak puas dengan itu Soleh segera menyingkirkan tangan Sitha yang berusaha menutupi patudaranya. Perlahan Soleh menaikan bra Sitha melewati dadanya, lalu dengan tangan kasar dan keriputnya Soleh mulai bergeriliya meremas dan meraba perlahan pinggir payudara Sitha, hingga terdengar suara isak tangis nona majikannya kini diselingi nafas menderu yang mulai tak beraturan. Pengalaman Soleh bercinta puluhan tahun membuatnya tau betul meningkatkan birahi seorang wanita, setelah puas mengerjai pinggir payudara Sitha, kali ini dengan penuh perasaan berusaha menikmati sensasi kenyal dan lembutnya payudara Sitha seolah dapat merasakan keindahan payudara tersebut centi demi centi. Tangan kasar dan keriputnya bergerak meraba serta meremas payudara Sitha dengan sangat perlahan dari pinggir menuju ke tengah dan sampi pada puncaknya, dengan gemasnya Soleh memilin-milin puting susu Sitha, isak tangis sitha makin melemah berganti dengan nfasnya yang semakin memburu sementara tangan Sitha memegangi tangan keriput Soleh berusaha menhentikannya.
Hal itu bukan membuat Soleh berhenti, kali ini Soleh juga mencumbui tengkuk nona majikannya tersebut. Puas mencumbui leher Sitha, dengan kasarnya Soleh membalikan tubuh Sitha dan segera memagut bibirnya. Sitha terkejut dan reflek mendorong tubuh pembantu kurang ajar tersebut berharap bisa menjauhkannya, tapi sayangnya Soleh lebih sigap dan segera memeluk erat tubuh Sitha sebelum sempat tubuhnya didorong. Sitha merasa jijik dengan aroma mulut Soleh yang tidak sedap dengan bau rokok yang sangat menyengat. Soleh melumat bibir tipis nan mungil Sitha, nafas mereka saling bertemu, keduanya merasakan hembusan nafas lawannya pada kulit masing-masing. Sitha yang awalnya berusaha menutup rapat mulutnya guna mempersulit Soleh melumat bibirnya kini perlahan mulai melunak, terbukti dengan Soleh yang berhasil menerobos masuk mulut Sitha, dan berusaha menautkan lidahnya dengan lidah sang nona majikan. Entah kenapa lama-kelamaan Sitha malah membalas tautan lidah tersebut. Sitha merasa ada perasaan nikmat sekaligus bingung dengan pelecahan ini, apa lagi saat itu Soleh sedang memilin puting susunya yang mencuat seiring naiknya birahinya.
Cumbuan Soleh terus turun dari mulut ke leher, sampai akhirnya merambat ke dada Sitha. Soleh sangat gemas dengan dada ranum Sitha yang sedang dalam pertumbuhan segera menyosor dan menjilatinya dengan rakus seolah benda tersebut adalah hidangan lezat. Jilatan lidah Soleh yang kini dengan intensnya menggelitik puting susu Sitha, membuat Sitha menggelinjang nikmat. Desahan Sitha mulai mengeras akibat eksploitasi mulut Soleh pada dadanya. Tubuh Sitha mengejang lalu melemas secara tiba-tiba, seolah tersengat listrik ribuan volt.
“Mang udah…, awhh.. berhenti mang…!!” desah Sitha
Kali ini Soleh bukan hanya melumat dan menjilati payudara nona majikanna tersebut. Sesekali Soleh menyedot puting Sitha sekeras mungkin seolah berharap keluar air susu dari payudara gadis berusia 14 tahun, bahkan terkadang Soleh menggigit kecil pada puting sang nona majikan yang sontak membuatnya berteriak secara spontan.
“Awhh… mang sakit….!!, sakit mang” teriak Sitha
Setelah puas bermain-main dengan payudara Sitha, kali ini Soleh menyuruh Sitha jongkok. Sitha mungkin masih 14 tahun, tapi dia tau apa yang akan dilakukan Soleh, karena teman-temannya di sekolah sering menceritakan pengalaman ML nya saat bersama pacarnya. Soleh membuka celananya dan juga celana dalamnya. Sitha yang baru pertama melihat penis laki-laki kaget melihat penis Soleh yang cukup pnjang dan berurat. Terlihat sekali betapa kekarnya penis Soleh, membuat Sitha ngeri. Soleh mendekatkan penis tersebut ke wajahnya, samar-samar Sitha mencium bau amis. Dengan perlahan soleh menggesek-gesekan penisnya ke pipi lalu bibir mungil Sitha.
“Ayo dong non, dibuka mulutnya Huuaahaahaa…” ujar Soleh sambil terkekeh
Sitha masih mengunci bibirnya rapat-rapat, air matanya menetes pipi. Soleh tak habis akal, dia kembali mengancam dengan mengeluarkan handpone berkameranya dan memotret Sitha yang bertelanjang dada. Lalu Soleh mengancam akan menyebarkan foto tersebut dan mengajak kuli di luar rumah untuk masuk dan memperkosanya beramai-ramai jika Sitha tidak menurutinya. Akhirnya dengan sangat terpaksa Sitha sedikit membuka mulutnya, dan langsung disambut Soleh dengan hujaman penis berotot miliknya. Soleh terlihat bernafsu sekali hingga memegangi kepala Sitha lalu memaju mundurkannya. Mulut Sitha terasa sesak dijejali penis Soleh yang kekar, karena terlalu panjang penis Soleh hingga menyentuh ujung tenggorokan Sitha, membuat gadis tersebut tersedak. Sementara Soleh merem melek menikmati sensasi mulut nona majikannya, hampir saja soleh klimaks duluan. Sesaat Sitha bingung saat Soleh menghentikan kegiatan oralnya. Tapi selanjutnya Sitha mulai ketakutan saat Soleh mulai menyingkap roknya dan menarik paksa celana dalamnya.
“Mang, jangan mang… stop… Sitha belum pernah begituan” pinta Sitha disertai isak tangis.
“Tenang aja non, entar juga enak kok” jawab Soleh dengan entengnya
Perlahan Soleh mulai menggesek-gesekan penisnya ke belahan bibir vagina Sitha, terasa sangat nikmat. Bahkan kali ini bukan cuma Soleh, tapi Sitha pun mulai merasakan kenikmatan tersebut.
“Gimna non, enak kan? Huahahaha” tanya Soleh melecehkan.
Sitha yang mulai menikmati pemerkosaannya hanya bisa mengangguk dan mendesah. setelah Sitha merasa nyaman, Soleh mulai melakukan penetrasi sedikit demi sedikit. Soleh sedikit kesusahan menjebol selaput dara nona majikannya, dengan sedikit memaksa akhirnya Soleh berhasil memasukan setengah penisnya.
“AHHH mang, sakit. PEEE…Pelan pelan mang” rintih Sitha
“Sabar non, dikit lagi juga enak” jawab Soleh coba menenangkan
“Mang!! stop, udah mang sakit..!!” rengek Sitha kembali saat penis soleh berhasil terbenam seluruhnya di vagin gadis tersebut.
Soleh mendiamkan sejenak penisnya, mencoba menikmati jepitan otot-otot vagina nona majikannya. Tak berapa lama Soleh segera menggenjot penisnya membuat Sitha semakin tak karuan. Sitha mencengkram punggung Soleh menahan perih diselangkangannya, Soleh tak memperdulikan itu dan terus menggenjot penisnya mencari kenikmatan dunianya. Kali ini sambil tetap menggenjot nona majikannya, Soleh memagut bibir Sitha. Sementara Sitha yang sudah ikut terjebak nafsu membalas pagutan Soleh, bahkan dengan berani Sitha membelitkan lidahnya ke lidah soleh.
Puas berciuman Soleh kembali menyusu ke dada Sitha, perlahan Sitha semakin menikmati pompaan penis Soleh ditambah lagi rangsangan pada payudara kirinya. Tak butuh waktu lama Sitha mencapai orgasme pertamnya.
“Ahhh mang… Sitha… Sitha… gak kuat” erang Sitha menikmati orgasmenya.
“Ahhh… non Sitha, mang Soleh juga mau ngecrott nih” erang Soleh.
Soleh segera buru-buru mencabut penisnya dan memuncratkan spermanya ke payudara Sitha. belum puas dengan itu, Soleh meratakan spermanya ke seluruh permukaam payudara Sitha menggunakan penisnya, membuat buah dada tersebut mengkilat.
“Non Sitha keliatan sexy bamget kalo blepotan peju” ujar Soleh engan santainya.
Sementara Sitha menangis menyesali apa yang telah terjadi. Soleh segera memunguti bajunya lalu mendekati Sitha dan kembali mengancamnya, setelah itu Soleh pergi sambil terkekeh meninggalkan Sitha sendiri. Soleh segera menuju kamarnya lalu menghisap sebatang rokok dji sam soe, melamunkan persetubuhannya dengan Sitha barusan. Tak berapa lama ia menyalakan tv dan mendapati sebuah acra televisi swasta yang dibawakan oleh Yuanita, wanita cantik bertubuh sexy yang tadi pagi dijadikan bahan onaninya. pikiran mesum Soleh kembali muncul, dan berpikir bagaimana bisa meniduri Yuanita sang presenter cantik nan sexy itu.
BERSAMBUNG….
Bagian 3
Suatu malam Yuanita pulang dari syuting sebuah televisi swasta, saat itu malam sudah sangat larut, meskipun Yuanita sudah terbiasa pulang larut malam, akan tetapi malam ini Yuanita terpaksa harus menyetir sendiri karna pak Halim sopir pribadinya sedang cuti akibat anaknya di kampung sedang sakit keras. Selama perjalan pulang Yuanita sama sekali tidak menyangka bahwa ada hal buruk yang akan menimpanya, dia tetap menyetir seperti biasanya mengarahkan mobil ke rute yang hampir setiap hari dilewatinya. Akan tetapi saat mobilnya memasuki daerah perumahan elit di jakarta selatan tempat dia tinggal entah kenapa mobilnya tergelincir, merasa ada yang aneh dengan laju mobilnya membuat Yuanita segera meminggirkan lalu menghentikan laju mobilnya.
“Kenapa nih mobil?” umpatnya
Lalu dia keluar dan memeriksa mobilnya, terlihatlah ban belakang mobilnya bocor. Yuanita panik, dia melihat sekelilingnya sepi tak ada seoprang pun. Ini membuat Yuanita bingung, apa lagi rumahnya masih 500 meter lagi dari situ. Lalu Yuanita kembali masuk ke dalam mobil hendak mengambil ponselnya dan menelpon teman atau keluarganya untuk menjemputnya. Namun Yuanita baru sadar ternyata ponselnya lowbet dan sama sekali tak bisa dihidupkan, ini membuatnya makin panik, karena sekarang sudah larut malam. Apa lagi dia sendirian dipinggir jalan komplek perumahannya. Di tengah kepanikannya Yuanita tidak menyadari ada sepasang mata mengawasinya sejak tadi dari kejauhan, ya itu adalah Soleh.
Rupanya ban mobil Yuanita yang pecah adalah bagian dari rencana busuk Soleh. Berselang 15 menit Yuanita sudah hampir putus asa akan ada orang yang menolongnya, Yuanita pun mengunci mobilnya dan bersiap berjalan kaki menuju rumahnya, tapi tak diduga dari kejauhan Yuanita melihat lampu kendaraan yang menghampirinya dari belakang. Lampu kendaraan itu semakin terang mendekat kearah Yuanita, samar-samar terlihat itu adalah sebuah motor matic. Tak butuh waktu lama motor tersebut telah berhenti di depannya, dan terlihat si pengendara seorang bapak-bapak berkumis dengan senyum ramah turun dari motor tersebut lalu menghampirinya.
“Kayaknya ada masalah sama mobilnya ya neng?” tanya Soleh berpura-pura.
“Ii..iya bang, kayaknya ban belakangnya pecah” jawabnya tergagap sedikit takut dan curiga
“Jangan panggil bang, saya Soleh. Panggil aja mang Soleh” ujar Soleh sok akrab
“Iii..iya bang, eh.. maksudnya mang Soleh. Saya…” Yuanita kembali gelagapan akibat rasa khawatirnya
“Ah gak usah dikenalin, neng Yuanita kan artis yang biasa bawain acara gosip pagi” sahut Soleh memotong ucapan Yuanita
“Kok bisa, emmh ada ban serepnya gak neng, biar coba saya pasangin” lanjutnya bertanya
“Waduhh, gak ada mang. Lagian juga peralatan sama dongkraknya juga gak ada. Kalau tambal ban deket-deket sini masih ada yang buka gak mang?” tanya Yuanita
“Larut malem gini, ya pasti gak ada. Emang rumah neng di mana?” kembali Soleh berpura-pura tidak tau
“lurus situ bang, 500 meter lagi, AA 102 yang pager hitam” jawab Yuanita mulai sedikit tenang
“Wahh kebetulan neng, saya juga tinggal di blok AA, gimana kalau saya anter aja neng, biar mobilnya ditinggal sini aja dulu” ujar Soleh sumringah
Yuanita awalnya ragu-ragu, akan tetapi malam yang makin larut membuatnya terpaksa menerima tawaran Soleh. Meskipun terpaksa, Yuanita merasa tertolong dan segera menerima tawaran Soleh. Saat itu Yuanita memakai kaos putih lengan pnjang yang cukup longgar dan hotpants coklat yang sangat ketat. Soleh hanya bisa menelan ludah melihat hal itu, apa lagi saat Yuanita masuk kembali ke mobil mengambil tas nya lalu keluar mobil dengan sedikit menunduk sehingga memperlihatkan sedikit bulatan payudaranya yang msih terbungkus bra hitamnya.
Malam yang dingin terasa hangat buat Soleh, karena kali ini dia berboncengan dengan Yuanita seorang artis cantik yang menjadi idaman banyak pria. Soleh sengaja memperlambat laju motornya agar bisa lebih lama merasakan tubuhnya bersentuhan dengan mulusnya tubuh Yuanita, terkadang saat melintasi polisi tidur Soleh sengaja memainkan remnya agar dapat merasakan padat & kenyalnya payudarta Yuanita menggesek punggungnya. Selama perjalanan Soleh berusaha terus mengajak Yuanita mengobrol agar korbannya ini merasa nyaman dan tidak curiga dengan niat buruknya itu. Selama mengobrol itu juga Soleh kembali berpikir bagaimana caranya dia bisa meneruskan rencananya. Beruntung saat itu sudah larut malam sehingga tak banyak orang yang melihat. Penis Soleh sudah berdiri tegak sedari tadi saat melihat Yuanita, tak terasa sekarang mereka sudah sampai di depan pintu gerbang rumah Yuanita. Saat Yuanita turun dari motor dan berbalik kearah soleh hendak mengucapkan terimakasih, dengan sigap Soleh langsung membekapnya dengan saputangan yang sudah ditetesi klorofoam. Seketika Yuanita lemas dan akhirnya pingsan sesuai dengan apa yang direncanakannya, Soleh segera menangkap tubuh pingsan Yuanita dan segera menaikannya kembali ke motor lalu ia masuk ke rumahnya. Kebetulan sekali malam itu rumah pak Anggodo sepi karena seluruh angota keluarga sedang liburan ke luar kota, sedangkan mbok Inah juga sedang cuti karena anaknya di kampung menikah. Sungguh suatu kebetulan yang mempermudah rencananya.
Setengah jam berlalu, Yuanita yang tersadar melihat sekelilingnya, dia berada di sebuah kamar yang tak terlalu besar dan diisi perabotan sederhana. Yuanita yang baru tersadar sangat terkejut ketika menyadari dirinya hanya mengenakan bra dan celana dalam saja dalam posisi terikat membentuk huruf X. Sementara di depannya terdapat televisi 21 inch dalam keadaan menyala dengan suara yang cukup keras. Dalam hati Yuanita bertanya-tanya apa yang terjadi dan di mana dia sekarang, tak berapa lama terdengar pintu kamar terbuka. Muncul seorang bapak berkumis yang tadi mengantarnya pulang. Yuanita kini baru ingat semuanya dan mulai ketakutan mengetahui bahwa dirinya kini diculik dan disekap di sebuah ruangan yang tidak dia tau.
“Huuhhaahhaa… udah bangun neng?” tanya Soleh terkekeh sambil mendekati Yuanita
“Apa-apaan ini mang, cepet lepasin atau bakal saya laporin polisi” bentak Yuanita ketakutan Soleh mendekati Yuanita lalu duduk di pinggir kasur
“Lapor aja neng kalo bisa” jawab Soleh tanpa gentar sedikit pun
Melihat sosok Yuanita yang hanya mengenakan bra dan celana dalam membuat tangan Soleh tak bisa diam, dengan santainya Soleh mengelusi paha dalam Yuanita sontak saja membuatnya berteriak.
“Bangsat, lepasin… Bandot Tua!!!” umpat Yuanita keras
“Tolong…Tolong..!!” teriaknya makin keras
Namun apa daya teriakan Yuanita sama sekali tak terdengar karena tembok kamar tersebut sangat tebal ditambah lagi bunyi yang menggelegar dari tv 21 inch di kamar itu menelan teriakannya.nSoleh masih mengelusi paha Yuanita dan makin merambat naik merabai bukit kemaluannya, Yuanita merasa sangat risih dan jijik apalagi melihat tampang mesum Soleh yang menyeringai bak psikopat dalam film-film thriller. Soleh mendekatkan wajahnya ke wajah Yuanita berusaha mencumbunya, Yuanita dengan reflek memiringkan kepalanya berusaha menghindari cumbuan Soleh. Sayangnya hal itu malah membuat Soleh semakin bernafsu, dengan kedua tangannya ia memegangi kepala Yuanita sehingga tak bisa digerakan lagi, Soleh pun segera mencumbui bibir mungil Yuanita dengan buasnya. Bibir Yuanita terasa geli terkena sapuan kumis Soleh saat ia dicumbui. Rasa jijik dan muak menyertai rasa geli di tengah cumbuan Soleh. Tentunya ini membuat Yuanita merasa aneh karena rasa risih yang tadi kini berubah mnjadi rasa geli yang membuat perasaannya campur aduk akibat cumbuan Soleh, apalagi kini tangan kiri Soleh mulai merambat kebawah bergerilya di paha dalamnya terus beranjak ke bukit kemaluannya.
Lidah Soleh berusaha masuk menerobos ke dalam mulut Yuanita, sementara Yuanita habis-habisan berusaha mencegahnya dengan mengunci bibirnya. Soleh terus menjilati bibir Yuanita, tangan Soleh juga mulai masuk ke dalam celana dalam Yuanita dan menggesek-gesekan jarinya kebelahan vagina Yuanita membuatnya mendesah.
“Hmmp…” hanya suara itu yang dimunculkan yuanita
Terlihat sekali Yuanita mulai menikmati perlakuan Soleh. Mengetahui Yuanita mulai terangsang membuat Soleh makin mempercepat gesekan-gesekan jarinya pada belahan vagina Yuanita. Itu membuat Yuanita akhirnya mendesah menahan nikmat. Kesempatan itu dimanfaatkan Soleh menerobos mulut Yuanita dan segera membelitkan lidahnya ke lidah Yuanita. Meskipun Yuanita mulai terangsang dia masih mampu mengontrol diri, Yuanita sama sekali tak membalas ciuman Soleh. Tak patah arang Soleh terus memainkan lidahnya dengan liar membelit-belitkan lidahnya dan menyapu rongga mulut Yuanita. Tangan Soleh pun tak berhenti sampai di situ, Soleh terus memainkan birahi Yuanita. Terkadang tangannya menggosok pelan belahan vagina Yuanita tapi terkadang juga digosoknya belahan vagina Yuanita dengan cepat dan sedikit kasar membuat Yuanita merintih nikmat, bingung harus merasa tersiksa atau nikmat. Hal itu terjadi beberapa menit, tanpa sadar Yuanita sekarang malah membalas mesra ciuman Soleh dan merespon belitan lidah Soleh.
Soleh tertawa dalam hati mengetahui mangsanya mulai takluk, kebanggaan tersendiri batin Soleh. Jelas itu membuat Soleh semakin bersemangat sekaligus bernafsu. Terbukti gerakan tangan Soleh pada belahan vagina Yuanita semakin cepat, hingga akhirnya terasa kedua kaki Yuanita mengejang.
“Ahhh…Hmmppfft… mang…” rupanya Yuanita mengalami orgasme
Terasa vagina yang masih tertutup celana dalam tersebut berkedut-kedut di jari Soleh. Soleh menarik perlahan celana dalam Yuanita, tangannya menggosok-gosok vagina Yuanita seolah ingin membalurkan cairan orgasme Yuanita ke paha lalu ke perutnya. Setelah puas, Soleh melepas ciumannya dari bibir Yuanita. Wajah Soleh turun perlahan mendekati vagina Yuanita dan langsung menjilatinya dengan nikmat seolah sedang menikmati madu yang sangat manis. Selang beberapa saat ia bangkit lalu mendekatkan jarinya yang tadi masih berlumuran cairan orgasme ke bibir Yuanita dan mengoles-olesnya memaksa Yuanita menjilati cairan orgasmenya sendiri. Yuanita yang telah lemas akibat orgasme tadi hanya bisa pasrah mengikuti kemauan Soleh, setelah puas Soleh kini beralih ke tubuh bagian atas Yuanita.
Perlahan ia sentuh dengan lembut pinggang Yuanita lalu mulai naik ke dada Yuanita, Soleh sempat terkejut saat merasakan payudara Yuanita ternyata lebih padat dan lebih kenyal daripada yang ia bayangkan selama ini. Soleh pun meremas perlahan payudara itu dengan lembut membuat Yuanita mendesah nikmat dan menggelinjang.
“Oouuhh.. mang..” desah Yuanita
Mendengar itu Soleh makin bernafsu, membuat penisnya yang daritadi sudah tegak berdiri semakin keras seolah ingin keluar dari celana yang membelenggunya. Karena hal itu remasan Soleh jadi tak beraturan sehingga kadang meremas kasar dan kadang juga lembut. Perpaduan itu membuat Yuanita sendiri makin tak karuan dan nafasnya makin memburu sehingga birahinya kembli naik.
Soleh yang sudah tidak tahan segera menaikan bra Yuanita, seketika matanya melotot melihat keindahan bulatan buah dada wanita yang ia impi-impikan ditambah lagi wanita itu seorang artis top ibu kota. Dengan penuh nafsu Soleh meremas bulatan buah dada indah itu, dengan agresifnya kedua tangan Soleh langsung memilin puting susu Yuanita, terkadang Soleh juga memelintir puting Yuanita seolah sedang mencari frekuensi radio membuat Yuanita kesakitan. Di tengah kesakitan itu Yuanita juga menikmatinya, dan entah sadar atau tidak malah membusungkan dadanya agar Soleh lebih leluasa mempermainkan payudaranya dengan berbagai variasi. Soleh yang melihat reaksi Yuanita segera memonyongkan mulutnya mendekati payudara montok Yuanita dan segerea mencaploknya dengan rakus, ia kenyot payudara yang kenyal dan padat itu.
“Arrghh mang… Saa..kitt” rintih Yuanita
Terkadang saat menghisap payudara Yuanita, Soleh juga memainkan lidahnya menggelitik putting susu Yuanita yang berwarna merah. Soleh seakan tak ada puasnya menyusu pada dada montok Yuanita. Yuanita sendiri sangat terangsang dan menikmati itu, tapi tiba-tiba Yuanita terkejut karena Soleh menghentikan cumbuannya pada dada montoknya. Soleh memandangi wajah Yuanita lalu berkata
“Neng, susunya kurang manis” ujar Soleh terkekeh.
Soleh berpikir sejenak lalu melihat kearah sekitar kamarnya seperti sedang mencari ide untuk mngerjai Yuanita dengan siksaan birahi yang lebih gila. Melihat sekaleng susu kental manis di atas meja dekat ranjang memunculkan ide gila dalam benak Soleh, ia ambil kaleng susu tersebut lalu menuangkannya ke dada Yuanita. Diratakannya susu kental manis tersebut ke seluruh permukaan payudara Yuanita. Akal sehat Yuanita kembali tersadar, membuatnya benar-benar merasa terhina dengan kejailan Soleh yang satu ini, namun dalam lubuk hatinya Yuanita juga merasa penasaran bagaimana saat payudaranya yang telah berlumuran susu kental manis disedot dan dijilati oleh Soleh. Sementara Soleh masih saja asik meratakan susu kental manis tersebut sambil terkekeh. Benar-benar pemandangan yang menarik. Soleh menggosk-gosokan jari telunjuknya di sekitar puting susu Yuanita membuatnya makin mendesah seolah tak sabar jari telunjuk Soleh mengusapi ujung puting payudaranya.
‘Hmmmpfftt… Hmmppffftt” desah nafas Yuanita berusaha merendam birahinya
Soleh yang mendengar itu semakin gencar mempermainkan birahi yuanita.
“Hemmpt…” kembali desah Yuanita terdengar saat pada akhirnya jari telunjuk Soleh menyentuh ujung putingnya
Diolesnya perlahan membuat nafas Yuanita semakin tak karuan. Puas melihat korbannya tak berdaya, kepala Soleh pun bergerak turun kebawah mendekati payudara montok Yuanita dan mulai menjulurkan lidahnya. Soleh pun dengan mulusnya mendaratkan lidahnya ke payudara Yuanita, dijilatnya inci demi inci permukaan payudara Yuanita yang berlumur susu kental manis, semakin naik sampai pada puncak payudaranya lalu menyedotnya kuat-kuat memberikan bekas merah pada dada montok artis cantik tersebut. Yuanita pun keenakan dan tanpa sadar malah mengucapkan
“Errghh eee..enak mang, trus” racau Yuanita
Sontak hal itu membuat Soleh makin bersemangat menyusu pada dada montok Yuanita, merasa menang telak Soleh pun menanggapi ucapan Yuanita tadi dengan kata-kata cabul yang melecehkan.
“Neng, susunya manis banget” ujar Soleh melecehkan
“Pantes banyak cowok yang naksir, udah berapa cowok yang pernah nyedotin toket neng?” lanjut Soleh melecehkan
Telinga Yuanita terasa panas mendengar coletehan Soleh yang makin kurang ajar, ingin sekali Yuanita menampar muka katrok Soleh. Tapi apa daya Yuanita sedang dalam posisi terikat ditambah lagi nafsunya yang makin tinggi akibat perlakuan Soleh pada payudara montoknya. Tubuh Yuanita seolah tak mau mengikuti akal sehatnya dan malah membusungkan dadanya agar Soleh bisa terus lebih leluasa mengerjai payudaranya. Tangan Soleh tak dibiarkan menganggur, dengan tangan kirinya menyelinap ke dalam celana dalam Yuanita yang setengah melorot lalu ia gosokan jari-jarinya ke vagina Yuanita yang telah basah oleh cairan orgasme tadi. Yuanita hanya bisa pasrah dan menikmati semua itu.
Puas mengerjai dada montok Yuanita, Soleh menarik kepalanya, dan mulai turun ke bagian bawah tubuh Yuanita. Tangan kanan Soleh bergerak aktif menuurunkan celana dalam Yuanita dengan sedikit susah payah. Tapi entah sudah terbawa nafsu atau sudah putus asa Yuanita yang mengetahui kesusahan Soleh melorotkan celana dalamnya malah mengangkat pinggulnya sehingga memudahkan Soleh melepaskan celana dalamnya. Soleh yang membaca reaksi tubuh Yuanita tanpa sungkan lagi langsung melorotkan celana dalam tersebut dan segera merabai selangkangan Yuanita. Perlahan makin naik dan mengelus bagian pinggir vaginanya. Kini kedua tangan Soleh tepat di atas vagina Yuanita yang ditumbuhi bulu-bulu kemaluan yang tampak terawat. Yuanita merasa nyaman saat jari-jemari kasar Soleh mengelus bagian bukit vaginanya. Perasaan yang seolah ingin terus dilecehkan oleh Soleh membuat Yuanita sendiri bingung akan perasaannya sendiri.
“Hemmppfftt..Hemmppffft… maa..manng” desah Yuanita semakin tak terkontrol
Soleh yang sudah konak daritadi segera bangkit dari duduknya dan melorotkan celananya memperlihatkan penisnya yang hitam kekar, Soleh segera menaiki ranjang dan berjongkok tepat di hadapan wajah Yuanita. Dia dekatkan penis tersebut ke wajah Yuanita lalu menggesek-gesekannya ke pipi dan bibir Yuanita. Yuanita hanya bisa menggerakan kepalanya ke kanan dan ke kiri berusaha menghindari gesekan penis Soleh di bibirnya. Rasanya mual ingin muntah mencium bau amis dari penis Soleh, bau khas kemaluan pria.
“Ummppfffhhh… Ummppffhhh !!!!” hanya itu yang terdengar dari mulut Yuanita
Yuanita meronta-ronta saat Soleh dengan paksa membenamkan penisnya ke mulut Yuanita. Soleh tak memperdulikan penolakan Yuanita, malah semakin menekan penisnya ke wajah Yuanita. Membuat Yuanita semakin merasa mual, air mata mulai menetes, tanda ia tak kuat menahan siksaan batinnya.
“Haaahhh…hahh…” suara nafas Yuanita
Yuanita berusaha mengambil nafas sebanyak mungkin setelah Soleh menghentikan aksinya untuk beberapa saat. Akhirnya dia bisa bernapas lega sementara Soleh terkekeh melihat Yuanita naik turun mengambil nafas membuat dada montoknya terlihat bergerak naik turun dengan indah mengikuti irama nafasnya. Yuanita merasa kesal dan terhina dengan perlakuan Soleh, padahal dirinya sudah pasrah tapi tetap saja diperlakukan kasar oleh pria bejat itu.
“Ayolah neng nurut aja” ucap Soleh santai
Perlahan Soleh memundurkan posisi badannya sehingga kini posisinya berada tepat di atas perut Yuanita. Soleh kemudian mencengkram buah dada Yuanita dan meremasnya dengan kasar membuat Yuanita merintih kesakitan. Makin lama remasannya makin tak beraturan, mengkombinasikan gerakan kasar dan lembut membuat Yuanita merasa sakit sekaligus nikmat.
Puas dengan itu, Soleh mendekatkan penisnya ke payudara padat milik Yuanita kemudian menggesekannya keseluruh permukaan payudara Yuanita, digesek-geseknya dengan lembut mulai dari pinggir hingga ke tengah sampai akhirnya menyentuh putting susu kemerahan Yuanita.
“Ssshhh…” desis Yuanita saat putingnya tersentuh kemaluan Soleh
Penis soleh yang kekar dan hitam itu bergesekan dengan puting susu Yuanita membuat putingnya yang kemerahan tersebut semakin mengeras menandakan pemiliknya terangsang berat. Tidak mau berlama-lama, Soleh mencengkram kedua payudara Yuanita lalu meletakan penisnya di antara buah dada montok Yuanita dan mulai bergerak maju mundur dengan teratur. Yuanita menggelengkan kepala seolah tak percaya bahwa Soleh melakukan tit fuck. Penis Soleh kini digesekan di dada Yuanita, tepat di antara kedua payudaranya. Sementara tangan Soleh meremas payudara Yuanita terkadang putingnya ditarik-tarik dan dipelintirnya, Soleh mencoba menempelkankan kedua buah dada artis cantik itu dengan menekannya makin keras.
“Eghhh! MMppphh!!!” Yuanita menghembuskan nafas setiap kali ujung penis Soleh mengenai dagunya.
Karena saat itu tubuh Soleh menekan dadanya. Yuanita meringis kesakitan akibat remasan tangan Soleh pada payudaranya. Air mata menetes perlahan dari mata Yuanita. Tidak hanya merasa sakit, tapi Yuanita juga merasa jijik dengan penis kotor dan bau milik Soleh. Yuanita meronta sejadi-jadinya tapi tetap tak berhasil, sementara Soleh semakin bernafsu memperkosa payudara montok Yuanita.
Yuanita menjerit-jerit sekuat tenaga, berharap ada orang yang akan datang menolong. Yuanita meronta tanpa daya karena perut dan payudaranya tertindih Soleh.
“Arrggghhhh!!! Neng…” lenguh Soleh
Rupanya Soleh tengah mencapai puncak ejakulasinya, sementara Yuanita memejamkan mata dan menutup mulutnya. Penis Soleh memuncratkan spermanya tanpa halangan, dan membasahi bagian atas dada dan dagu Yuanita. Yuanita berusaha menutup rapat mulutnya agar tidak menelan sperma Soleh. Tapi agak susah membersihkan bibir yang telah belepotan sperma seperti itu. Nampaknya Yuanita sudah pasrah, Soleh lalu mulai melepas ikatan pada kedua tangan Yuanita kemudian didekatkannya penis Soleh pada bibir vagina Yuanita.
“Siap-siap neng, sebelum masuk lebih keenakan lagi Huuuahaaha” ledek Soleh terkekeh
Meskipun telah ejakulasi tapi penis Soleh masih berdiri tegak dengan kokohnya. Kali ini Soleh menggesek-gesekan penisnya tepat pada lipatan vagina Yuanita. Dengan suara lemah dan tenaga yang ada, Yuanita memohon dan mengiba.
“Jangan mang… jangan.. entar kalo hamil gimana!” pinta Yuanita
Soleh hanya tersenyum licik, lantas menjawab
“Tenang Neng, bukannya bagus kalo kita punya anak Huuaahaahaha…” jawab Soleh enteng
Dengan pintarnya Soleh menggesekan penisnya dengan gerakan yang teratur membuat Yuanita yang tadinya ketakutan malah jadi merem melek keenakan. Mulut Yuanita terbuka, kakinya menegang, menunjukan bahwa kemaluannya telah gatal ingin segera ditusuk oleh penis kekar Soleh. Hal itu membuat Soleh terkekeh, yakin bahwa Yuanita kini benar-benar sudah berhasil ditaklukannya.
“Kenapa Neng? udah pengen dicoblos ya memeknya Huuahhahaa” ledek Soleh melihat reaksi Yuanita Yuanita segera melempar pandangannya ke samping, wajahnya merah malu bak kepiting rebus.
“Argghh, enak banget. Sekarang waktunya dimasukin yah neng, Orrggh! legiit!” celoteh Soleh mengomentari liang vagina Yuanita yang menjepit kepala penisnya
Sementara “Haaaaaaaakkkkkhhh!!!” teriak Yuanita
Mata Yuanita terbelalak seolah ingin keluar. Yuanita menggeram karena merasakan sakit yang teramat sangat di vaginanya ketika kewanitaannya mulai dicemari kejantanan Soleh bandot tua. Mengetahui tangannya sudah tak terikat Yuanita mencoba melawan, tangannya meraih rambut Soleh, memaksa pria tua itu menunduk dan dengan sekuat tenaga dihentakan kepala Soleh ke samping membuat Soleh kehilangan keseimbangan dan terjatuh dari ranjang. Yuanita segera mencoba bangkit dan secepat mugkin melepaskan ikatan pada kakinya sementara Soleh masih kesakitan akibat terjatuh tadi. Namun sayangnya baru terlepas iktan kaki kirinya, Soleh telah bangkit dan mendorong tubuh Yuanita hingga terlentang, Soleh segera menduduki tubuh Yuanita lalu menampar pipinya dengan keras hingga berdarah.
“Arrgghhhh” teriak Yuanita kesakitan
“Dasar artis lonte !!” maki Soleh.
Soleh mengunci tubuh Yuanita, membuat semua perlawanan Yuanita tidak ada gunanya. Tamparan demi tamparan menyusul tak lama kemudian, membuat pipi mulus Yuanita memar. Tak perlu waktu lama sebelum akhirnya perlawanan Yuanita mengendur dan tubuhnya mulai lemas.
“Mang!! Ampunn… sakittt!! Stop mang…! stop!!” ratap Yuanita sambil menangis menahan rasa sakit
“Nah gitu dong neng, kalo nurut kan gak perlu pake kekerasan, cukup pake kekerasan yang di kepala bawah mamang dan kelembutan bibir bawah neng Huuaahaaha” ucap Soleh menggila
“Nikmatin aja Neng, Tahan yah, agak sakit, tapi nantinya bakal enak deh. Mamang gak bakal kasar kalo neng nurut, siap yah!!” bisik Soleh di telinga Yuanita sambil mulai menekan kepala penisnya yang sudah menempel di bibir vagina Yuanita
“Aahh…sakit…!! Oohh…stop… mang tolong!!!” rintih Yuanita menahan sakit, tubuhnya menggeliat dan dadanya membusung, tubuhnya pun semakin basah oleh keringat
“Sabar Neng, sabar !” jawab soleh menenangkan
“Sempit oi, enak banget” lanjut Soleh mengomentari nikmatnya vagina Yuanita
Soleh terus menyodok-nyodokan penisnya ke vagina Yuanita, penis Soleh yang besar seperti botol itu sudah menancap tapi masih didorongnya lebih dalam lagi. Sementara Yuanita terbelalak dan secara tak sadar malah memeluk Soleh dan menancapkan kukunya di punggung Soleh
“Aakkhh…aaaahhh !” jerit Yuanita menahan perih pada vaginanya
Terlihat darah segar mengalir dari pinggir bibir vagina Yuanita dan membasahi penis Soleh, yang menandakan selaput dara Yuanita telah robek.
“Fiuuhhh…masuk juga si otong, sempit banget nih memek perawan!” celoteh Soleh puas
Soleh merasa bangga bisa memperawani sang artis. Soleh mendiamkan sebentar penisnya menancap di sana merasakan eratnya himpitan vagina Yuanita yang masih perawan. Air mata Yuanita mengalir dengan derasnya seiring dengan keras isak tangisnya. Soleh mulai menggerakan penisnya.
“Asyiikkk, dapet memek artis, gratis pula, beruntung banget dah!” komentar Soleh sambil terus menggenjot Yuanita
Sambil terus menggenjot, Soleh kembali mengenyot payudara Yuanita sampai pipinya terlihat kempot. Digigitnya dan dihisap dengan kasar payudara Yuanita membuat pemilik payudara montok tersebut merasa nyeri pada putingnya.
“Enngghh…ssshh !” erang Yuanita tertahan merasakan kulit payudaranya seolah ditarik-tarik akibat hisapan Soleh.
Dari payudara mulut Soleh mulai menjalar ke bahu, leher, hingga bibir. Bibir hitam soleh pun segera melumat bibir mungil Yuanita yang lembut membuat erangannya teredam. Yuanita merasakan lidah Soleh tengah mengaduk-aduk mulutnya, entah reflek atau bukan Yuanita malah membalas permainan lidah Soleh. mungkin itu juga dikarenakan sodokan-sodokan penis Soleh pada vaginanya yang menimbulkan rasa nikmat yang mulai dirasakannya. Soleh semakin bersemangat memompa penisnya sambil meracau tak jelas
“Akh..oohh…enak, uuuuh… perawan artis” ceracau Soleh sambil menikmati remasan remasan otot vagina Yuanita
Sementara Yuanita berusaha mengakhri siksaan ini.
“Udah mang… Stop !! Huufftt… Hufft…” pinta Yuanita terengah-engah
“Ahhhhhhhhh!!” jerit Yuanita keras ketika Soleh makin mempecepat sodokan ke vaginanya.
“Ohhhh… ampuuuun… ampuuuun, mang ! Sudaaaah ! Cukuppp ! Ahhhh ! Ehhhmm…!!” rintih Yuanita bercampur antara sakit dan nikmat
Rintihan Yuanita terdengar sangat menyenangkan di telinga Soleh yang terus menggenjot vaginannya. tidak puas hanya dengan posisi misionaris biasa, Soleh menghentikan genjotannya kemudian melepas ikatan pada kaki kana Yuanita, lalu menarik Yuanita sebelum menyetubuhinya dari belakang dengan gaya doggie-style.
“Aduuuh! Akhhh! udah gak tahaaan !!” erang Soleh keras
Beberapa detik kemudian Yuanita merasakan ujung kepala penis Soleh seolah membengkak dan berdenyut di dalam kemaluannya. Terpancar cairan hangat yang keluar dari ujung penis Soleh, vagina Yuanita dipenuhi oleh air mani pria bejat itu dan darah perawannya. Setelah lebih dari satu jam menyetubuhi Yuanita dengan kejam, Soleh menyemprotkan air maninya ke dalam rahim artis cantik yang sudah direnggut keperawanannya itu. Puas dengan itu dengan jumawa dia menarik penisnya yang berlumuan darah perawan dan air maninya, kemudian menggosok-gosokannya ke pipi, bibir, dan seluruh permukaan wajah Yuanita.
Bukannya panik atau takut atas apa yang telah diperbuatnya pada Yuanita yang seorang artis, Soleh malah punya keinginan menghamili Yuanita.
“Dengar baik-baik, di kamar ini udah dipasang kamera. Jadi semua yang kita lakukan tadi sudah terekam jelas. Jangan coba macam-macam atau lapor polisi, kalo tidak ingin kejadian ini tersebar luas bahkan media massa!!!” ancam Soleh dengan nada keras
Beberapa saat kemudian Soleh pergi keluar dan meninggalkan Yuanita sendirian dikamar, sementara Yuanita menangis terisak-isak di pinggiran ranjang. Tubuhnya terasa sakit dan lemas terutama pada selangkangannya. Yuanita ketakutan entah apa yang akan terjadi padanya setelah ini, dia tau pasti pria bejat itu akan mengulangi lagi perbuatannya kapan pun ia mau.Yuanita tidak bisa melaporkan pemerkosaan dirinya kepada siapa pun, karena Soleh punya rekaman yang siap disebarluaskan.
Kepala Yuanita terasa pusing dan akhirnya tertidur pulas, esok paginya Yuanita terbangun dan mencoba bangkit namun badannya terasa sangat berat untuk bangkit. Dia melihat sekelilingnya, perlahan dia mulai sadar dan mengingat kejadian semalam. Namun ada yg aneh, kini dia berada di dalam mobilnya sendiri. dia mulai bingung, apakah yang dialaminya semalam hanyalah mimpi? dia coba mengecek dan mengingat apa yang terjadi pada tubuhnya, dan benar saja, banyak bekas cumbuan pada tubuhnya dan lebih parahnya lagi sekarang dia tak meamakai bra dan celana dalamnya. Dia merogoh dibalik hotpantsnya, terasa ada cairan aneh yang mulai mengering. Sedikit terasa perih saat jarinya menyentuh vaginanya. Tak salah lagi itu adalah cairan sperma yang bercampur dengan darah perawannya.
‘Ahhkk apa yang terjadi semalem? kalo itu mimpi kenapa terasa benar-benar nyata’ gumamnya dalam hati
Dia terus merenungkan dan memikirkan kejadian semalam, namun itu malah membuatnya semakin kalut. Tersadar bahwa sekarang telah menjelang siang, dia segera merapikan pakaiannya. Dia melihat keluar jendela ternyata jalanan sangat sepi, beruntung dari kejauhan terlihat ada sebuah taksi yang melintas perlahan. Yuanita pun segera turun dari mobilnya untuk mencegat taksi tersebut, sayangnya baru langkah pertama turun dari mobil Yuanita sudah merasa kesakitan pada selangkangannya. Dia mencoba menahan rasa sakit itu dan memaksanya untuk berjalan. akibatnya jalannya menjadi tertatih-tatih, beruntung jarak dari taksi terlalu jauh.
Tak butuh waktu lama dia telah sampai di depan pagar rumahnya, satpam yang membukakan pintu pagar cukup terkejut melihat kondisi Yuanita yang tampak pucat. Namun hanya dalam waktu beberapa detik raut wajah terkejut si satpam berubah layaknya seekor serigala lapar ketika melihat pakaian yang dikenakan Yuanita. Dadanya tercetak jelas pada kaos yang dikenakannya, apa lagi kini Yuanita tak mengenakan bra membuat si satpam bisa sedikit menerawangnya.
“Non, kenapa kok naik taksi, mana mobilnya?” tanya si satpam basa basi
“Mobil mogok di jalan deket pintu masuk komplek. Tolong bapak kesana jagain mobil, saya mau telepon bengkel dulu” jawab Yuanita ketus
“Ba..baik non” ujar si satpam
Sementara itu Yuanita beranjak masuk meninggalkan si satpam. Si satpam melihat cara berjalan Yuanita cukup aneh, terlihat tertatih seperti kesakitan pada daerah selangkangannya, hal ini membuat si satpam penasaran, ia juga memperhatikan pantat Yuanita yang sangat terceplak jelas pada hotpantsnya seolah menunjukan bahwa Yuanita saat ini tak memakai celana dalam.
Yuanita memasuki kamarnya dan menyalakan lampunya. Setelah menaruh tasnya, dia segera melepas pakaiannya satu-persatu, kemudian membuka tirai bathtub dan masuk ke dalamnya, lalu menyalakan shower dan mengatur suhunya. Siraman air hangat menerpa tubuhnya memberi rasa segar serta menghilangkan kepenatan dan lengket-lengket pada tubuhnya. Cukup lama ia berendam di bathup, tanpa sadar ia mulai terlelap. tanpa disadari ada yg mengawasinya sejak tadi.
Setelah cukup lama ia pun terbangun dan keluar dari bathtub, lalu membasuh sisa-sisa sabun di tubuhnya. Segera ia meraih handuk di dekatnya dan mengeringkan tubuhnya. tubuhnya yang sejak tadi terasa letih kini semakin meminta untuk diistirahatkan. Dia pun mengenakan piyama tidurnya yang sexy, piyama itu sedikit terbuka pada bagian dadanya. Lalu matikan lampu kamarnya, lalu menarik selimut dan memejamkan matanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar